Senin, 07 Desember 2015

aksiologi



A.      Pengertian Aksiologi
Kata aksiologi berasal dari bahasa Inggris “axiology”; dari kata Yunani “axios” yang artinya layak; pantas;
nilai, dan “logos” artinya ilmu; studi mengenai. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Dari pengertian
menurut bahasa tersebut, ada beberapa pengertian secara istilah, yaitu: 

1. aksiologi merupakan analisis nilai-nilai. Maksud dari analisis ini ialah membatasi arti, ciri-ciri, asal, tipe,
kriteria dan status epistimologis dari nilai-nilai itu.
2.  aksiologi merupakan studi yang menyangkut teori umum tentang nilai atau suatu studi yang menyangkut segala yang bernilai.                

3. Aksiologi adalah studi filosofis tentang hakikat nilai-nilai


Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti
politik, sosial, dan agama. Sistem mempunyai rancangan bagaimana tatanan, rancangan dan aturan sebagai
satu bentuk pengendalian terhadap satu institusi dapat terwujud.

   Karakteristik dan Tingkatan Nilai 
 Ada beberapa karakteristik nilai yang berkaitan dengan teori nilai, yaitu : 

1.      Nilai objektif atau subjektif 
Nilai itu objektif jika ia tidak bergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai; sebaliknya nilai itu
subjektif jika eksistensinya, maknanya, dan validitasnya tergantung pada reaksi subjek yang melakukan
penilaian, tanpa mempertimbangkan apakah ini bersifat psikis atau fisik. 

2.      Nilai absolut atau berubah 
Suatu nilai dikatakan absolut atau abadi, apabila nilai yang berlaku sekarang sudah berlaku sejak masa
lampau, serta akan berlaku bagi siapapun tanpa memperhatikan ras, maupun kelas sosial. Di pihak lain, ada
yang beranggapan bahwa semua nilai relatif sesuai dengan keinginan atau harapan manusia.







Jenis Nilai
Aksiologi sebagai cabang filsafat dapat kita bedakan menjadi 2, yaitu:

Etika dan pendidikan
a.Etika

Etika berasal dari kata “ethos” (Yunani) yang berarti adat kebiasaan. Dalam istilah lain, para ahli yang bergerak dalam bidang etika menyebutkan dengan moral, berasal dari bahasa Yunani, juga berarti kebiasaan. Etika merupakan teori tentang nilai, pembahasan secara teoritis tentang nilai, ilmu kesusilaan yang memuat dasar untuk berbuat susila. Jadi, etika merupakan cabang filsafat yang membicarakan perbuatan manusia. Cara memandangnya dari sudut baik dan tidak baik, etika merupakan filsafat tentang perilaku manusia. 
 

b.  Filsafat Pendidikan Islam dan Etika Pendidikan 
Antara ilmu (pendidikan) dan etika memiliki hubungan erat. Masalah moral tidak bisa dilepaskan dengan tekad manusia untuk menemukan kebenaran, sebab untuk menemukan kebenaran dan terlebih untuk mempertahankan kebenaran, diperlukan keberanian moral. Sangat sulit membayangkan perkembangan iptek tanpa adanya kendali dari nilai-nilai etika agama. Untuk itulah kemudian ada rumusan pendekatan konseptual yang dapat dipergunakan sebagai jalan pemecahannya, yakni dengan menggunakan pendekatan etik-moral, dimana setiap persoalan pendidikan Islam coba dilihat dari perspektif yang mengikut sertakan kepentingan masing-masing pihak, baik itu siswa, guru, pemerintah, pendidik serta masyarakat luas. Ini berarti pendidikan Islam diorientasikan pada upaya menciptakan suatu kepribadian yang mantap dan dinamis, mandiri dan kreatif. Tidak hanya pada siswa melainkan pada seluruh komponen yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan Islam. Terwujudnya kondisi mental-moral dan spritual religius menjadi target arah pengembangan sistem pendidikan Islam. Oleh sebab itu, berdasarkan pada pendekatan etik moral-pendidikan Islam harus berbentuk proses pengarahan perkembangan kehidupan dan keberagamaan pada peserta didik ke arah idealitas kehidupan Islami, dengan tetap memperhatikan dan memperlakukan peserta didik sesuai dengan potensi dasar yang dimiliki serta latar belakang sosio budaya masing-masing.


Estetika dan Pendidikan
 a.       Estetika
Estetika merupakan nilai-nilai yang berkaitan dengan kreasi seni dengan pengalaman-pengalaman kita yang
berhubungan dengan seni. Hasil-hasil ciptaan seni didasarkan atas prinsip-prinsip yang dapat dikelompokkan
sebagai rekayasa, pola, bentuk dsb

b.       Filsafat Pendidikan Islam dan Estetika Pendidikan  
Adapun yang mendasari hubungan antara filsafat pendidikan Islam dan estetika pendidikan adalah lebih
menitik beratkan kepada “predikat” keindahan yang diberikan pada hasil seni.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar