Konsep pendidikan perennialisme
1. Definisi
pendidikan
Pendidikan. Perennialisme memandang
education as cultural regression: pendidikan sebagai jalan kembali, atau proses
mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam kebudayaan masa lampau
yang dianggap sebagai kebudayaan ideal. Tugas pendidikan adalah memberikan
pengetahuan tentang nilai-nilai kebenaran yang pasti, absolut, dan abadi yang
terdapat dalam kebudayaan masa lampau yang dipandang sebagai kebudayaan ideal
tersebut.
Sejalan dengan hal tersebut,
penganut perennialisme percaya bahwa prinsip-prinsip
pendidikan juga bersifat universal dan abadi. Selain itu pendidikan dipandang
sebagai suatu persiapan untuk hidup, bukan hidup itu sendiri. (madjid nor, dkk,
1987)
2. Tujuan
pendidikan
Tujuan pendidikan. Bagi penganut
perennialisme, bahwa nilai-nilai kebenaran bersifat universal dan abadi, inilah
yang harus menjadi tujuan pendidikan yang sejati. Sebab itu, tujuan
pendidikannya adalah membantu peserta didik menyingkapkan dan menginternalisasikan
nilai-nilai kebenaran yang abadi agar mencapai kebijakan dan kebaikan dalam
hidup
3. Kurikulum
Kurikulum pendidikan bersifat
subject centered atau berpusat paada materi pelajaran. Materi pelajaran harus
bersifat uniform, universal dan abadi. Selain itu, materi pelajaran terutama
harus terarah kepada pembentukan rasionalitas manusia atau kemampuan berpikir,
sebab demikianlah hakikat manusia.
4. Metode
Metode pendidikan atau metode
belajar utama yang digunakan oleh penganut perennialisme adalah membaca dan
diskusi, yaitu membaca dan mendiskusikan karya-karya besar yang tertuang dalam “the
great books”. Hal ini dipandang baik dalam rangka latihan untuk mendisiplinkan
pikiran para peserta didik.
5. Peranan
pendidik dan peserta didik
Peranan guru bukan sebagai perantara
antara dunia dengan jiwa anak, melainkan mengembangkan potensi-potensi
self-discovery; dan ia melakukan “moral authority” (otoritas moral) atas
murid-muridnya, karena ia seorang professional yang qualified dan superior
dibandingkan muridnya. Guru harus mempunyai aktualitas yang lebih, dan
mempunyai “perfect” knowledge (mohammad nor syam, 1984:328)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar