Filsafat pendidikan idealisme
Idealisme adalah suatu sistem filsafat yang telah
dikembangkan oleh para filsuf di barat maupun di timur, selama lebih dari dua
ribu tahun yang lalu. Selama pertengahan kedua dari abad kesembilan belas,
idealisme masih merupakan filsafat barat yang cukup dominan. Di timur,
idealisme berasal dari india kuno, dan di barat idealisme berasal dari plato,
yaitu filsuf yunani yang hidup pada tahun 427-347 sebelum masehi.
Sistem pikiran idealisme menekankan jiwa (spirit) manusia sebagai unsur yang paling
penting dalam hidup. Dalam pengertian filsafat, idealisme adalah sistem
filsafat yang menekankan pentingnya keunggulan pikiran (mind), roh (soul) atau
jiwa (spirit) daripada hal-hal yang bersifat kebendaan atau material. Meskipun
para filsuf idealisme berbeda-beda pandangannya mengenai banyak hal khusus,
tetapi pada umumnya mereka menyepakati pandangan-pandangan sebagai berikut:
1. Bahwa
jiwa (spirit) manusia adalah unsur yang paling penting dalam hidup
2. Hakikat
akhir alam semesta pada dasarnya adalah nonmaterial
Isi fikiran para filsuf idealisme pada kenyataannya
bervariasi, namun demikian isinya hanya akan mengidentifikasi asumsi-asumsi
umum para filsuf idealisme mengenai metafisika, epistemology, dan aksiologi,
serta implikasinya terhadap pikiran mereka mengenai pendidikan.
Konsep filsafat umum idealisme
1. Metafisika
Hakikat realitas : para filsuf
idealisme mengklaim bahwa hakikat realitas bersifat spiritual atau ideal. Hal
ini sebagaimana dikemukakan plato, bahwa dunia yang kita lihat, kita sentuh dan
kita alami melalui indera bukanlah dunia yang sesungguhnya, melainkan sutu
dunia bayangan (a copy world); dunia yang sesungguhnya adalah dunia idea-idea
(the world of”ideas”). Karena itulah plato disebut sebagai seorang idealist
(S.E. Frost Jr., 1957)
Bagi pengabut idealisme, realitas
diturunkan dari suatu substansi fundamental, adapun substansi fundamental itu
sifatnya nonmaterial, yaitu pikiran/spirit/roh. Benda-benda yang bersifat
material yang tampak nyata, sesungguhnya diturunkan dari pikiran/jiwa/roh.
Hakikat manusia bersifat spiritual
atau kejiwaan. Berkenaan dengan ini setiap manusia memiliki bakat kemampuannya
masing-masing yang mengimplikasikan status atau kedudukan dan peranannya di
dalam masyarakat / Negara.
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa hakikat manusia bukanlah badannya, melainkan jiwa/spiritnya,
manusia adalah makhluk berpikir, mampu memilih atau makhluk yang memiliki
kebebasan, hidup dengan suatu aturan moral yang jelas dan bertujuan. Adapun
tugas dan tujuan hidup manusia adalah hidup sesuai dengan bakatnya serta nilai
dan norma moral yang diturunkan oleh yang absolut.
2. Epistemology
Menurut filsuf idealisme, proses
pengetahuan terjadi dalam pikiran, manusia memperoleh pengetahuan melalui
berpikir. Disamping itu, manusia dapat pula memperoleh pengetahuan melalui
intuisi. Bahkan beberapa filsuf idealisme percaya bahwa pengetahuan diperoleh
dengan cara mengingat kembali (semua pengetahuan adalah sesuatu yang diingat
kembali).
Bagi penganut idealisme objective seperti
plato, ide-ide merupakan esensi yang keberadaannya bebas dari pendirian.
Sedangkan bagi penganut idealisme subjective seperti George barkeley, bahwa
manusia hanya dapat mengetahui dengan apa yang ia persepsi. Karena itu,
pengetahuan manusia hanyalah merupakan keadaan dari pikiran atau idenya. Adapun
setiap rangsangan yang diterima oleh pikiran hakikatnya diturunkan atau
bersumber dari tuhan, tuhan adalah spirit yang tak terbatas (Callahan and
clark, 1983)
3. Aksiologi
Para filsuf idealisme sepakat bahwa
nilai-nilai bersifat abadi. Menurut penganut idealisme theistic nilai-nilai
abadi berada pada tuhan. Baik dan jahat, indah dan jelek diketahui setingkat
dengan ide baik dan ide indah konsisten dengan baik dan indah yang absolute
dalam tuhan. Penganut idealisme pantheistic mengidentikan tuhan dengan alam.
Nilai-nilai adalah absolut dan tidak berubah (abadi), sebab nilai-nilai
merupakan bagian dari aturan-aturan yang sudah ditentukan alam (Callahan and
clark, 1983). Sebab itu dapat disimpulkan bahwa manusia diperintah oleh
nilai-nilai moral imperative dan abadi yang bersumber dari realitas yang
absolut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar