ETIKA KEILMUAN
A.
Pengertian Etika
Dalam bahasa inggris. Etika disebut ethic (singular) yang berarti a system
of moral principles or rules of behaviour, atau sesuatu system, prinsip moral,
aturan atau cara berprilaku. Akan tetapi ethics (plural) berarti the branch of
philisophy that deals with moral principles, suatu cabang filsafatyang
memberikan batasan prinsip-prinsip moral.
Dalam bahasa yunani. Etika berarti ethikos mengandung arti penggunaaan,
karakter, kebiassaan, kecendrungan dan sikap yang mengandung:
1.
Analisis konsep-konsep seperti harus , mesti, benar-ssalah
2.
Pencarian kedalam watak moralitas
atau tindakan moral
3.
Serta mengandung pencarian kehidupan yang baik secara moral
Dalam bahasa yunani kuno.
Etika berarti ethosDalam bemntuk tunggal mempunyai arti tempat tinggal yang
biasa, padang rumput, kandang,adat,akhlak, watak perasaan. Sikap dan cara
berpikir, dalam bentuk jamak artinya adalah adat kebiasaan.
Etika berarti ilmu tentang
apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Arti inilah yang
menjadi latar belakang bagi terbentuknya istilah “etika” yang oleh aristoteles
(382-322 sm) sudah dipakai untuk menunjukan filsafat moral.
B.
Ruang Lingkup Etika
Etika membicarakan segala
perbuatan yang berkaitan dengan manusia lingkungan hidupnya. Karena
ruanglingkup etika banyak berkulat pada manusia, dengan demikian etika juga berurusan dengan
persoalan manusia sebagai manusia . Bukan manusia sebagai dosen, mahasiswa,
supir, rektor, pustakawan, tukang sapu dll.
C.
Moral
Epistemologi moral, Dalam
kaitannya dengan permassalahan moral , pertanyaan tersulit adalah “Dari mana
kita bisa memutuskan suatu itu baik atau buruk, benar atau salah?”
Contoh:
“Bisakah kita mengetahui
bahwa menyiksa anak tidak berdosa adalah perbuatan tidak bermoral?. Lebih jauh lagi bisakah kita mengetahui baik
atau buruk iti?”
Sejatinya, epistemologi
moral membedakan permasalahan tersebut, persoalan pengetahuan dan justifikasi
tentang moral.
Moral berarti sesuatu yang
menyangkut prinsip benar dan salah dari
suatu perilaku dan menjadi standar perilaku manusia. Moral berasal dari bahasa
latin moralis yang berarti adat istiadat, kebiasaan, cara , dan tingkah laku.
Moral mengandung 4 pengertian:
1.
Baik-buruk, benar-salah, tepat-tidak tepat dalam aktivitas manusia.
2.
Tindakan benar, adil dan wajar
3.
Kapassitas untuk diarahkan pada kesadaran benar-salah, dan kepastian
untuk mengarahkan kepada orang lain
sesuai dengan kaidah tingkah laku yang dinilai benar-slah, dan sikap seseorang
dalam hubungannya dengan orang lain.
Moralitas: nilai, sifat moral, keseluruhan azas tingkah laku yang berkaitan
dengan moral baik dan buruk. Ada dua kata yang berhubungan dengan moralitas
yaitu:
1.
Amoral: kata ini tidak dihubungkan dengan konteks moral, diluar etis dan
tidak mempunyai relevansi dengan etis.
Contoh : seorang petani
tidah memeakai bju saat bekerja di sawah.
2.
Immoral: tidak bermoral, tidak berakhlakj dan tidak etis.
Contoh: seorang petani
tidak memakai celana ketika ke sawah.
D. Kajian Etika Ilmu
Menurut K. Bertens (2004:
15-22) mengungkapakan bahwa kajian etika dapat dibagi menjadi tiga bagian,
sebagai berikut:
a.
Etika Deskriptif
Etika Deskriptif adalah
Mendeskripsikan tingkah laku moral dalam
arti luas, seperti: Adat kebiasaan, Anggapan tentang baik dan buruk.
Tindakan-tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan.
Etika deskriptif bersifat
mengkomparatifkan perbedaan cara masyarakat menjawab pertanyaan moral, tidak
pernah menjustifikasi suatu kebudayaan yang ada.
Contoh etika deskriptif:
Di selandia
baru:isyarat”nebeng” kendaraan di amerika yaiu tangan terkepal dengan ibu jari
secara horisontal mengarah ketujuan merupakan isyarat tak sopan.
Di prancis: menceklekkan”
jari tangan dan dan menepukan telapak tangan ke kepalan tangan merupakan isyarat tak sopan.
Di filipina: orang asing
tak boleh mengeritik seseorang atau lembaga meski secara bergurau di dalam
pertemuan, orang –orang filipina boleh mengkritik sesamanya, tapi tak menyukai
kritik orang luar atau orang asing
Di costa rica: pada waktu
makan, kedua tangan harus ada diatas meja. Dalam petemuan, kontak mata tidak
terlalu penting pada saat berbicara kepada kelompok.
b.
Etika Normatif
Etika normatif yaitu,
Etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku ideal yang
seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai.
Etika normatif memberi
penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan
diputuskan.
Contoh etika normatif:
·
Menolak korupsi. Kolusi, nepotisme (KKN)
·
Menolak adanya prostitusi
·
Menolak tindakan penyalahgunaan terhadap NARKOBA
c.
Etika Metaetika
Merupakan etika yang
berusaha memberikan arti istilah dan bahasa yang di pakai dalam pembicaraan etika, serta cara
berpikir yang di pakai untuk membenarkan pernyataan etika.
Metaetika merupakan hasil
kajian dari etika deskriptif dan etika normatif, yang menjelaskan tentang ciri
serta istilah yang berkaitan dengan tindakan bermoral atau sebaliknya seperti
kebaikan, kejahatan, tanggungjawab dan kewajiban.
Contoh Metaetika:
·
Seorang anak menendang bola hingga jendela kaca pecah, secara metaetis,
baik buruknya tindakan tersebut haruss dilihat menurut sudut pandang yang netral.
·
Dari sudut pandang si anak, bukanlah suatu kesalahan apabila ia menendang
bola ketika sedang bermain, karena memang dunianya (dunia anak-anak) salah
satunya adalah bermain, apalagi ia tidak sengaja melakukannya.
·
Bagaimanapun juga hal seperti ini tida akan pernah menemui kejelassannya
hingga salah ssatu pihak terpaksa
kalah atau mungkin masalah menjadi berlarut-larut. Mungkin juga kedua pihak
dapat saling memberi maklum. Menyikapi persoalan semacam inilah, maka
meta-etika dijadikan bekal awal dalam
mempertimbangkan suatu masalah, sebelum
penetapan hasil pertimbangan dibuat
E.
Perbedaan Etika Dan Etiket
·
Etiket: menyangkut bagaimana suatu perbuatan harus dilakukan dalam suatu
pergaulan, berlaku untuk budaya tertentu.
·
Etika: berkenan dengan pemikiran yang mendasari perbuatan itu dilakukan
dengan cara tertentu.
·
Contoh:
Budaya jawa menganggap tidak sopan untuk perilaku menyampaikan sesuatu
kepada orang tua dengan tangan kiri. Budaya barat tidak mempermasalahkan tangan
kiri/kanan. Budaya jawa tersebut diatas dapat berubah dengan pergeseran waktu
dan budaya lain.
Memasukan bahan toksik dalam gelas seseorang secara sembunyi-sembunyi.
Secara etika jelas melanggar, karena merugikan orang lain. Tetapi tidak
menampakkan etiket yang menyalahi, bahkan orang lain pun tidak mengetahui.
F.
Teori-Teori Etika
·
Absolutis: teori ini menganggap bahwa kebenaran moral bersifat universal
(biasa diterapkan dimana pun dan kapan pun).
·
Relativis, kebalikan dari absolut yaitu mempercayai bahwa kepercayaan moral
itu tidak universal, setiap waktu atau tempat mempunyai nilai moralnya sendiri,
yang berbeda satu sama lain.
·
Teleologis, mempercayai bahwa nilai moral itu ditentukan dari akhir atau
hasil tindakan.
·
Deontologis, kata deon dalam bahasa yunani berarti kewajiban, teori moral
yang menekan kewajiban.
G. Aliran-Aliran filsafat tentang Etika
·
Naturalisme, berpendapat bahwa
kebahagiaan manusia itu dedapatkan dengan menurutkan panggilan
natural/fitrah kejadian manusia sendiri. Naturalisme berpendapat bahwa
perbuatan susila ialah perbuatan yang
menimbulkan hendone (kenikmatan dan kelezatan).
·
Utilitarisme, berpendapat bahwa baik dan buruknya perbuatan manusia
ditinjau dari kecil dan besarnya manfaatnya bagi manusia.
·
Idealisme, berpendapat bahwa perbuatan manusia janganlah terikat pada sebab
musabab lahir, tapi haruslah berdasarkan pada prinsip ide yang tinggi.
·
Vitalisme, berpendapat bahwa baik dan buruknya perbuatan manusia ada
tidaknya daya hidup ‘vital’ yang maksimum dalam mengendalikan perbuatan
tersebut.
·
Theologis, berpendapat bahwa baik dan buruknya perbuatan manusia diukur
dengan sesuai atau tidaknya dengan perintah tuhan.
H. Hubungan Antara Etika Dan Ilmu
·
Etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran. Jadi etika dan ajaran
moral tidak berada di tingkat yang sama.
·
Ilmu dan etika sebagai suatu pengetahuan yang diharapkan dapat meminimalkan
dan menghentikan oerilaku penyimpangan dan kejahatan di kalangan masyarakat.
·
Ilmu dan etika diharapkan mampu
mengembangkan kesadaran moral di lingkungan masyarakat sekitar agar dapat
menjadi cendekiawan yang memiliki moral dan akhlak yang baik/mulia.
Contoh hubungan antara
etika dan beberapa ilmu:
•
Etika dan jiwa ilmu (psikologi), antara etika dan ilmu jiwa terdapat
hubungan yang amat kuat. Ilmu jiwa menyelidiki dan membicarakan kekuatan
perasaan, paham, mengenal, ingatan,
kehendak, sedangkan etika sangat membutuhkan obyek kajian ilmu jiwa. Pada masa
sekarang ini, terdapat cabang ilmu jiwa yang disebut’ ilmu jiwa masyarakat”
yakni menyelidiki soal bahasa bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangan
susunan masyarakat.
•
Etika dan ilmu kemasyarakatan (sosiologi), hubungan diantara kedua ilmu ini
erat, karena perbuatan manusia itulah yang menjadi topik kajiannya, disisi lain
etika sangat mendorong untuk mempelajari kehidupan masyarakat yang mana itu
menjadi pokok persoalan sosiologi.
I.
Kode Etik
Etika memberikan semacam batasan maupun standar yang mengatur
pergaulan di dalam kelompok sosialnya. Etika kemudian dirupakan ke dalam bentuk
aturan tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip moral
yang ada dan pada saat dibutuhkan dapat difungsikan sebagai alat untuk
menghakimi segala macam tindakan yang secara logika rasional umum dinilai
menyimpang dari kode etik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar