Jumat, 27 November 2015

MAKALAH FILSAFAT
PERAN LOGIKA DALAM FILSAFAT



 
                        
                           Nama Kelompok : Hilma Nia (2225140244)
               Inna Aulia Khasanah (2225140503)
               Rima Khoirunnisa (2225141054)
Kelas                             :  III A
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014-2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat allah swt yang Maha Esa,karena atas segala limpaha rahmat yang dianugrahkan kepada kita sekalian sehingga dengan nikmat tersebut tugas ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya meskipun sangat sederhana.
Selanjutnya sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kehadirat junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW.kepada keluarga dan sahabat beliau sampai akhir nanti.
Kami menyadari bahwa tugas ini sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami sangat mengharap kritik dan saran guna kesempurnaan dari tugas kami ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi diri kami khususnya ,teman-teman mahasiswa - mahasiswi pada umumnya.
Akhirnya kepada Allah SWT jualah tempat kita kembali dan yang dapat memberikan balasan yang setimpal dan semoga kerja keras kita ini senantiasa diterima di sisi Allah SWT serta mendapat syapaat dari padaNya amin yarobbal alamin.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Logika merupakan suatu percobaan pada pertanyaan – pertanyaan. Apakah yang dimaksud dengan pendapat yang benar?. Apakah metode yang digunakan untuk meneliti kekeliruan pendapat?
Popkrin dan Stroll menguraikan lebih dahulu perbedaan – perbedaan antara etika metafisika lalu masuk logika sebagai bagian dari pada filsafat. Bila seorang memikirkan persoalan tingkah laku, maka ia akan masuk filsafat dalam bidang fisika, tetapi jika memperhatikan tentang cara berpikir itu sendiri maka yang dimasukinya adalah dunia filsafat dalam bidang logika.
Memperhatikan pendapat tersebut popkin dan stroll berkesimpulan bahwa logika merupakan salah satu cabang filsafat yang renting, semua atau cabang filsafat yang tak dapat lepas dari pada penggunaan pikiran atau cara berpikir : apakah pikiran itu benar atau keliruakan tergantung pada azaz – azaz logika. Disitulah letak logis diperlukan sebagai dasar penggunaan pikiran.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah peran logika dalam filsafat?
2. Apa perbedaan antara logika deduktif dan logika induktif?
3. Apa yang dimaksud dengan penalaran?
BAB II
PEMBAHASAN
Logika adalah sarana untuk berpikir sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan karena itu , berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan aturan-aturan berpikir, seperti setengah tidak boleh lebih besar daripada satu.
1.      Aturan cara berpikir yang benar
Kondisi adalah hal-hal yang harus ada supaya sesuatu dapat terwujud, dapat terlaksana. Untuk berpikir baik , benar,logis dialektis, juga dibutuhkan kondisi-kondisi tertentu :
a.       Mencintai kebenaran
Sikap ini sangat pundamental untuk berpikir yang baik, sebab sikap ini senatiasa menggerakkan si pemikir untuk mencari,mengusut, meningkatkan mutu berpikir dan penalarannya. Menggerakkan si pemikir untuk senantiasa mewaspadai ruh – ruh yang akan menyelewengkannya dari yang benar. Minsalnya menyederhanakan kenyataan,menyempitkan cakrawala/ perspektif, berpikir terkotak-kotak,memutlakkan titik berdiri atau suatu profil dan sebagainya.
b.      Ketahuilah dengan sadar apa yang sedang anda kerjakan
Kegiatan yang sedang dikerjakan adalah kegiatan berpikir. Seluruh aktivitas intlek kita adalah suatu usaha terus menerus mengerjakan kebenaran yang diselingi dengan diperolehnya pengetahuan tentang kebenaran tetapi bersifat parsial.
c.       Ketahuilah dengan sadar apa yang sedang anda katakan
Pikiran diungkapkan kedalam kata-kata.kecermatan pikiran terungkap kedalam kecermatan kata-kata,karenanya kecermatan ungkapan pikiran kedalam kata merupakan sesuatu yang tidak boleh ditawar lagi.
d.      Buatlah distingsi (pembeda) dan pembagian(klasifikasi) yang semestinya Jika ada dua hal yang tidak memiliki bentuk yang sama , hal itu jelas berbeda .tetapi banyak kejadian di mana dua hal atau lebih menpunyai bentuk sama,namun tidak identik. Disinilah perlunya membuat distingsi, suatu berbedaan.
e.       Cintailah difinisi yang tepat
Penggunaan bahasa sebagai ungkapan sesuatu kemungkinan tidak ditangkap sebagaimana yang di ungkapkan atau yang dimaksud. Karenanya jangan segan membuat definisi. Difinisi harus diburu hingga tertangkap .Definisi adalah pembatasan yakni membuat jelas batas-batas sesuatu.
f.       Ketahuilah dengan sadar mengapa anda menyimpulkan begini atau begitu Ketahuilah mengapa anda berkata begini atau begitu. Anda harus bisa dan biasa melihat asumsi – asumsi.imflikasi-imflikasi,dan dan konsekkuensi-konsekuensi dari suatu penuturan. Pernyatan atau kesimpulan yang dibuat.
g.      Hindarilah kesalahan kesalahan dengan segala usaha dan tenaga,serta sangguplah mengenali jenis,macam dan nama kesalahan, demikian juga mengenali sebab-sebab kesalahan pemikiran(penalaran).
Menurut irving yang dimaksud dengan logika ialah suatu studi sistematis mengenai metode dan dasar-dasar yang digunakan untuk memberi perbedaan antara pendapat yang benar dengan pendapat yang keliru. Logisian melakukan penelitian mengenai hubungan nyata yang terjadi antara premis dan konklus di dalam suatu argumentasi jalan dengan premis atau tercantum di dalam premis maka pendapat adalah benar.
Bila suatu premis dianggap benar, tidak meragukan dan bersifat demonstratip sebagai dasar konklusi yang benar, pendapat demikian disebut logika deduktif. Logika deduktif erat kaitannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum.
Menurut popkrin dan stroll, logika deduktif adalah hubungan dengan usaha untuk menetapkan suatu pendapat yang tidak diragukan..minsalnya: pada dasarnya semua manusia akan mati, maka kita sebagai manusiapun akan mati juga dan kebalikan dari deduktif adalah logika induktif. Logika induktif adalah suatu kesimpulan yang diambil dari hal-hal yang khusus dan diarahkan pada masalah yang umum, minsalnya ; saya pasti akan mati sebab semua manusia harus mati.
Dalam hubungan itu popkrin dan stroll menjelaskan dengan menggunakan contoh sebagai berikut.
1. Semua orang amerika adalah manusia
2. Semua manusia harus mati
Metode yang digunakan pada contoh diatas disebut pendapat deduktif, mungkin ada yang meragukan kebenarannya itu ”semua manusia harus mati” maka untuk membenarkan kalimat “semua orang amerika harus mati, untuk menentukan kebenarannya harus menggunakan jalan lain yaitu .
1. semua orang amerika yang lahir pada tahun 1830 telah mati
2. Orang-orang amerika akan mati.
Kebenaran kalimat (1) dan (2) merupakan suatu kemungkinan, bahwa kalimat tersebut benar atau keliru, penalaran seperti ini memungkinkan disusunnya pengetahuan secara sistematis yang mengarah pada pernyataan-pernyataan yang makin lama makin bersifat fundamental.
Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebaliknya penalaran induktif . penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berfikir yang dinamakan silogisme. Silogisme disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan, minsalnya :
1. semua mahluk mempunyai mata ( premis 1 )
2. si pulan adalah seorang mahluk ( premis 2 )
3. jadi si pulan mempunyai mata ( premis 3 )
Kesimpulan yang diambil bahwa si pulan mempunyai mata adalah sah, sebab kesimpulan ditarik secara logis dari kedua premis yang mendukung, ketetapan penarikan kesimpulan tergantung dari 3 hal yaitu, kebenaran premis mayor, dan premis minor serta keabsahan pengambilan kesimpulan. Sekiranya salah satu unsur tersebut persyaratan tidak memenuhi maka kesimpulan yang ditarik akan salah maka logika induktif tidak ada.
Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan pernyataan yang mempunyai ruang yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Umpamanya kita mempunyai pakta bahwa kambing, gajah mempunyai mata, demikian jiga dengan singa,kucing dan binatang lainya.dari pernyataan –pernyataan ini kita dapat menarik kesimpulan yang sifatnya umum yaitu semua binatang mempunyai mata.
Menurut popklin dan stroll, memiliki suatu hal yang sangat rentang dalam hubungan dengan ilmu pengetahuan. Bila kita berpaling dari didalam isi buku klauser dan kunez didalam bukunya philosofhy the study of alternative beliefs .maka dalam menjawab pertanyaan” what is logika? Sebagai berikut: logika adalah suatu study mengenai kebenaran atau kekeliruan suatu pendapat dalam hubungan kebenaran dan kekeliruan pendapat yang lain. Oleh karena itu penalaran adalah suatu proses berfikir yang membuahkan pengetahuan.
Agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran, maka proses berfikir itu harus dilakukan suatu cara tertentu.


BAB III
PENUTUP
         KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan yang di atas dan berdasarkan dari berbagai macam nara sumber sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa logika adalah merupakan peran akal yang memanfaatkan kebebasan yang dimilikinya menganggap sebagai kebenaran bahwa segala sesuatu yang ada paling kurang diragukan pun berarti tidak,mengakui bahwa bagaimanapun juga ditinjau secara mutlak, mustahil bawa ini merupakan peristiwa terpenting , karena secara demikian dapatlah dengan mudah ditarik perbedaan antara halhal yang termasuk akal .
Untuk memperoleh kepastian bahwa segala sesuatu yang kita pahami secara terang dan tegas memang benar menurut cara berpikir katik.
Logika ada dua (2) macam :
1 . logika deduktif
Logika yang membicarakan cara – cara untuk menyampaikan kesimpulan lebih dahulu diajukan pernyataanernyataan mengenai semua atau sejumlah ini diantara satu kelompok barang .
2 . logika Induktif
Logika yang membantu kita dalam menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi khusus yang bersifat individualis ( khusus ) dan Terdapat dua penalaran yaitu penalaran deduktif dan induktif
a. Penalaran deduktif adalah
silogisme adalah suatu argumentasi yang terdiri dari dua buah premis dan dari premis itu ditarik kesimpulan.
b. Penalaran induktif
Minsalnya: saya pasti akan mati sebab semua manusia harus mati.



DAFTAR PUSTAKA
Bawengan,G.W. 1997.Sebuah Studi Tentang Filsafat. PT.Prada Paramita: Jakarta.
S.Seria Sumantri,Jujun,2001.Filsafat Ilmu.Pustaka Sinar Harapan: Jakarta.
Bactiar Amsal.2004. Filsafat Ilmu.PT.Raja Grapindo Persada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar